Thursday, June 5, 2008

Faktor Kuman Tb

[sumber: Aditama TY, Soepandi PZ. Tuberkulosis: Diagnosis, Terapi dan Masalahnya. Edisi 3. Lab Mikobakteriologi RSUP Persahabatan/WHO Collaborating Center for Tuberculosis. Jakarta. 2000; p.14]

Mycobacterium tuberculosis
panjang : 1-4 mikron
lebar : 0,3-0,3 mikron
suhu optimal : 37C
pH optimal : 6,4 - 7,0
generation time: 14-20 jam (waktu membelah diri menjadi 2)
komposisi sel: terdiri dari lemak dan protein. 30% berat dinding kuman merupakan lemak, terdiri dari asam stearat, asam mikolik, mycosides, sulfolipid, dan cord factor. Komponen protein utama adalah tuberkuloprotein (tuberkulin)

Secera eksperimental, populasi M.tbc di dalam lesi dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu:
  • Populasi A : aktif berkembang biak dengan cepat, banyak terdapat pada dinding kavitas atau dalam lesi yang pH-nya netral.
  • Populasi B : tumbuh sangat lambat, berada dalam lingkungan pH yang rendah. Lingkungan asam melindungi kuman dari obat anti-tuberkulosis tertentu.
  • Populasi C : berada dalam keadaan dormant hampir sepanjang waktu, hanya kadang-kadang saja kuman ini mengadakan metabolisme secara aktif dalam waktu yan singkat, banyak terdapat dalam dinding kavitas.
  • Populasi D : bersifat dormant sepenuhnya sehingga sama sekali tidak bisa dipengaruhi oleh obat-obat anti-tuberkulosis. Jumlah populasi ini tidak jelas dan hanya dapat dimusnahkan oleh mekanisme pertahanan tubuh manusia itu sendiri.
Lag phase:
Bila kuman tbc kontak dengan obat anti tbc, maka pertumbuhannya akan amat melemah dalam 2-3 hari dan kemudian aktif kembali. Masa 2-3 hari nini disebut lag phase.
Hal ini menjadi dasar pemberian obat secara intermittent dua atau tiga kali perminggu.

Mengapa harus multi-drug?
Dalam populasi kuman, sejak awal telah ada sebagian yang resisten terhadap satu jenis obat. Bila pada populasi itu hanya diberi satu jenis obat saja maka kuman yang sensitif akan turun jumlahnya dan yang resisten akan naik. Dalam beberapa waktu populasi kuman akan beruba menjadi kuman yang resisten seluruhnya.
Hal ini yang disebut dengan fall and rise phenomena, dan menjadi salah satu dasar mengapa kita harus memberikan beberapa obat sekaligus pada penderita tuberkulosis.

2 comments:

Windi Novriani said...

Mau nambahin ajah......Cuman mau nambahin obat2 yg bekerja pada tiap populasi.

Secera eksperimental, populasi M.tbc di dalam lesi dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan yaitu:

Populasi A : aktif berkembang biak dengan cepat, banyak terdapat pada dinding kavitas atau dalam lesi yang pH-nya netral.
Obat yang dapat bekerja pada populasi ini adalah INH, Rifampisin, dan Streptomisin. INH bekerja sangat baik

Populasi B : tumbuh sangat lambat, berada dalam lingkungan pH yang rendah. Lingkungan asam melindungi kuman dari obat anti-tuberkulosis tertentu.
Obat yang bekerja pada populasi ini adalah Pirazinamid

Populasi C : berada dalam keadaan dormant hampir sepanjang waktu, hanya kadang-kadang saja kuman ini mengadakan metabolisme secara aktif dalam waktu yan singkat, banyak terdapat dalam dinding kavitas.
Obat yang bekerja pada populasi ini adalah Rifampisin.

Populasi D : bersifat dormant sepenuhnya sehingga sama sekali tidak bisa dipengaruhi oleh obat-obat anti-tuberkulosis. Jumlah populasi ini tidak jelas dan hanya dapat dimusnahkan oleh mekanisme pertahanan tubuh manusia itu sendiri.
Tdk ada obatnya.

Lag phase:
Bila kuman tbc kontak dengan obat anti tbc, maka pertumbuhannya akan amat melemah dalam 2-3 hari dan kemudian aktif kembali. Masa 2-3 hari nini disebut lag phase.
Hal ini menjadi dasar pemberian obat secara intermittent dua atau tiga kali perminggu.

Mengapa harus multi-drug?
Dalam populasi kuman, sejak awal telah ada sebagian yang resisten terhadap satu jenis obat. Bila pada populasi itu hanya diberi satu jenis obat saja maka kuman yang sensitif akan turun jumlahnya dan yang resisten akan naik. Dalam beberapa waktu populasi kuman akan beruba menjadi kuman yang resisten seluruhnya.
Hal ini yang disebut dengan fall and rise phenomena, dan menjadi salah satu dasar mengapa kita harus memberikan beberapa obat sekaligus pada penderita tuberkulosis.
Dan memang ada obat yang khusus untuk menangani populasi kuman tertentu juga khan, sehingga harus multidrug juga....

Anneke Sergio said...

I was diagnosed of Herpes 2years ago and I have tried all possible means to get the cure but all to no avail, until i saw a post in a health forum about a Herbal Doctor(Dr imoloa who prepares herbal medicine to cure all kind of diseases including Herpes, at first i doubted, if it was real but decided to give him a trial, when i contacted Dr imoloa through his Email: drimolaherbalmademedicine@gmail.com he guided me and prepared a herbal medicine and sent it to me via courier Delivery service,when i received the package (herbal medicine) He gave me instructions on how to consume it, i started using it as instructed and i stop getting outbreaks and the sores started vanishing, could you believe i was cured of this deadly virus within two to three weeks and notices changes in my body. Days of using this REMEDY,couldn't believe the healing at first until i see it as my HERPES get cleared like magic Dr imoloa also use his herbal medicine to cure diseases like, HIV/aids, lupus disease, dry cough, fever, Lyme disease, acute myeloid leukaemia, alzheimer's disease, blood poisoning, measles, kidney cancer, kidney infections, diarrhoea, epilepsy, joint pain, mouth ulcer,bowel cancer, discoid eczema, eye cancer, food poisoning, fibroid, hairy cell leukaemia, mouth cancer, skin disease, lung cancer, liver disease, penile cancer, parkinson disease, arthritis, breast cancer, bone cancer hepatitis A.B.C, Diabetes, fatigue, muscle aches, anal cancer, asthma, Contact this great herbal Doctor today the father of herbalism. via Email: drimolaherbalmademedicine@gmail.com or whatssapp him +2347081986098. and get cured permanently He is real..